Arduino

Ada banyak microcontroller yang tersedia di pasaran. Dan saya telah mengenal microcontroller sejak di bangku kuliah. Namun tidak pernah tertarik untuk mengenal lebih dalam daripada sekedar mempelajarinya sebatas materi dan tugas kuliah. Hingga belum lama ini, setelah mencoba bermain dengan Arduino.
Saya telah mendengar dan mengetahui sekilas tentang Arduino sejak bertahun-tahun silam. Namun baru benar-benar mencobanya belum lama ini.
Arduino yang pertama kali saya beli untuk perkenalan adalah Arduino Mega 2560.

Bukan entry level memang, saat itu saya memilih yang pin nya paling banyak.
Code pertama yang saya coba adalah code contoh untuk menyalakan 1 buah lampu LED. Saat berhasil rasanya senang sekali. Kemudian saya tambahkan beberapa LED lagi dan mencoba mengendalikan nyala/mati lampu-lampu LED tersebut dan membuatnya seperti lampu mobil knight rider ( *yang tahu apa itu “Knight Rider” akan ketahuan range umurnya 😀 )
Sejak itu saya jatuh cinta dan memutuskan untuk mempelajari Arduino lebih mendalam.
Saya pun menambah varian lain dari development board Arduino kedalam koleksi saya, seperti Arduino Nano dan yang paling kecil Arduino Pro Mini.

Saya tidak membeli Arduino Uno hingga saat ini. Tapi saya memiliki beberapa varian Arduino Uno saya sendiri.
Ya, setelah mempelajari skematik Arduino, saya mengetahui bahwa dasar dari Arduino ini adalah hanya memerlukan 1 buah ic, dan beberapa komponen tambahan. Atau banyak dikenal dengan istilah Minimum System.

Dari sana, mulailah saya mulai mencoba-coba membuat board saya sendiri.

Bagi yang ingin mengetahui lebih banyak tentang apa itu Arduino, bisa langsung mengunjungi website resminya di sini.